Nasya Amira Faradesi atau akrab dipanggil Nay adalah mahasiswi baru semester satu Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Nay dilahirkan oleh seorang wanita cantik yang dipanggilnya mama pada tanggal 3 Juni 2004 di Surabaya. Saat ini Nay tinggal di Sidoarjo. Awalnya ia tinggal di kota kelahirannya, yakni Surabaya. Namun saat kelas 4 SD, Nay dan keluarganya pindah ke Sidoarjo.
Nay berasal dari keluarga yang dari segi ekonomi sendiri bisa dibilang sangat sederhana. Ayahnya adalah seorang pensiunan PNS dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Dengan kata lain, ayah dan ibunya tidak ada yang bekerja. Nay anak pertama dari 3 bersaudara. Memiliki 2 adik laki-laki yang masing-masing menduduki kelas 3 SD dan kelas 3 SMP. Sebagai anak pertama, dari kecil Nay sudah terlatih hidup apa adanya ditengah gaya hidup teman-teman sebayanya yang nongkrong sana-sini, belanja di mall, dan lain lain. Karena dia tidak mau menjadi beban kedua orang tuanya.
Nay memiliki ketertarikan dalam dunia seni. Terutama dalam menggambar dan melukis. Dikala luang, Nay sering kali melukis dan menggambar karena bagi Nay melakukan hal itu adalah sebagai media mengekspresikan diri dan dapat menghilangkan stress.
Ketika duduk dibangku TK, Nay sering mendapatkan juara menggambar dan mewarnai. Dan saat kelas 1 SD, Nay pernah menjuarai lomba fashion show yang di adakan oleh Universitas Negeri Surabaya. Dan pada kelas 1 SMA, Nay aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR, ia memperoleh beberapa piagam dari lomba-lomba PMR yang diadakan sekolah maupun kabupaten. Ia juga bergabung dalam organisasi takmir dan aktif dalam progam kerja yang diadakan.
Saat duduk dibangku kelas 3 SMA, lebih tepatnya mendekati ujian SBMPTN, murid-murid lain berbondong-bondong untuk mengikuti les intensif untuk persiapan ujian masuk perguruan tinggi negeri, yang dimana biaya les seperti itu menghabiskan uang yang tidak sedikit, bahkan jutaan rupiah. Nay juga sangat ingin mengikuti bimbingan les seperti itu. Namun, dia tidak ingin membebani orang tuanya lagi, apalagi biaya sekolah adik-adiknya yang juga harus dipikirkan. Tetapi ada seorang guru baik hati yang menawarkan bimbingan les dengan harga yang jauh lebih kecil daripada les intensif pada umumnya. Akhirnya Nay mengikuti bimbingan les itu, ya dengan uang hasil menabung dari uang sakunya setiap hari yang ia kumpulkan. Lagi-lagi alasannya karena tidak ingin merepotkan orang tua nya.
Nay belajar dengan sangat giat dan sungguh-sungguh dalam mempersiapkan ujian SBMPTN ini. Tidak satupun hari ia lewatkan untuk tidak menghadiri les. Dan tibalah saat ujian SBMPTN. Ada rasa khawatir dan takut dalam hatinya jika ia gagal, karena ia akan sangat mengecewakan kedua orang tuanya. Dan benar saja, ketika pengumuman, Nay gagal. Dia sangat kecewa, kesal dan marah pada dirinya sendiri. Padahal Nay sangat ingin sekali berkuliah di jurusan gizi. Tapi takdir berkata lain. 3 hari dia terpuruk. Mengapa? Mengapa setelah semua usahanya selama ini tidak satupun yang berbuah manis. Setelah berdamai dengan dirinya sendiri akhirnya Nay mulai bangkit dan mendaftar berbagai macam perguruan tinggi negeri melalui jalur mandiri, ia pun belajar lagi untuk mengikuti UMPTKIN, yakni jalur tes yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi islam negeri. Sejujurnya, tidak terbesit sedikit pun dalam pikiran Nay untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi islam. Namun, dengan dorongan orang tua akhirnya Nay mengikuti tes UMPTKIN. Dan siapa sangka, dia keterima di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya jurusan Aqidah dan Filsafat Islam.
Dari semua yang terjadi, Nay mendapat pelajaran berharga bahwa hasil bisa saja mengkhianati usaha karena sejatinya semua sudah ada yg mengatur. Bagaimanapun usahanya, jika Tuhan mentakdirkan bahwa itu bukan yang terbaik, maka bisa apa. Sebagai manusia hanya bisa berusaha, namun selebihnya Tuhan yang menentukan. Sekarang Nay merasa dirinya lebih baik semenjak kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya. Apalagi di prodi Aqidah dan Filsafat Islam ini, Nay semakin ter asah untuk berpikir kritis dalam mengkaji segala sesuatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar